Jurnal
KAJIAN HUJAN EKSTRIM DI WILAYAH TANJUNGPINANG (STUDI KASUS TANGGAL 24 FEBRUARI 2016)
Kota Tanjungpinang terletak di pulau Bintan dan merupakan kawasan Non ZOM yang berarti tidak mempunyai batasan musim yang jelas antar musim hujan dengan musim kemarau. Pada tanggal 24 Februari 2016 lalu telah terjadi hujan dari jam 08.00 WIB sampai jam 23.00 WIB dengan pengukuran hujan paling tinggi sebesar 189 mm (katagori ekstrim). Kejadian ini menimbulkan kerugian yang cukup besar dan berpotensi akan terjadi kembali, maka kajian dilakukan untuk mengetahui kondisi atmosfer di wilayah Tanjungpinang dengan menggunakan data reanalisis hasil keluaran program GrADS. Data tersebut dianalisis kaitannya dengan hujan ekstrim yang terjadi. Parameter yang dianalisis meliputi komponen u, v, divergensi, kelembaban, kecepatan vertikal, dan vortisitas. Kesimpulan yang diperoleh menunjukkan bahwa kondisi atmosfer sangat mendukung untuk pertumbuhan awan dengan banyaknya pasokan uap air yang banyak, konvergensi yang kuat pada lapisan bawah hingga lapisan atas, kelembaban yang tinggi disetiap lapisan, gerak vertikal yang bernilai negatif, dan vortisitas yang bernilai positif. Hal in dibuktikan oleh citra satelit yang menunjukkan pertumbuhan awan yang intens dari jam 00.00 UTC sampai jam 11.00 UTC yang menyebabkan banjir di kota Tanjungpinang.
JURPDFM16184.1 | 551. 5 PUT k | My Library | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain